Pages

Minggu, 24 April 2011

Untuk Lelaki yang Paling Aku Cinta


Ini bukan sembarang puisi

Ini ungkapan sebuah cinta

Cinta ku untuk lelaki yang paling berharga

Jangan tanyakan seberapa besar cinta ini

Karna aku pun tak bisa mengukurnya

Buat apa?

Cinta ada untuk dirasa, bukan di ukur

Terima kasih atas semua yang kau beri

Cinta... tawa... bahkan duka.

Semua nya aku terima

Tapi... itu semua bukan alasan ku untuk membalas cintamu

Dan aku pun yakin

Kau mencintai ku karena ada sesuatu yang lebih kau cintai

Dan aku pun mencintai sesuatu itu

Sesuatu yang akhirnya membuat kita bertemu

Sekarang, izinkan aku mengatakannya

Aku mencintaimu karena aku mencintai-Nya

Selamat ulang tahun, Ayah...



Note: untuk Ayahku tercinta yang kemarin berulang tahun :)

Jumat, 15 April 2011

Pelajaran Berharga


Selasa, 12 April 2011. Hari kedua saya bertugas di Poliklinik ObGin RSCM. Saya berdua dengan teman saya, Listyorini menunggu pasien yang bersedia diwawancarai sampai akhirnya kita mendapatkan seseorang dengan diagnose Kanker Serviks stadium 3. Wawancara dilakukan seperti biasa sampai pada pertengahan wawancara seorang bapak menghampiri Ibu yang kami wawancarai, yang ternyata adalah suaminya. Jujur, hati saya bergetar bahkan sekuat tenaga menahan air mata. Subhanallah, dengan usia yang tak lagi muda, mereka masih terlihat mesra, saling setia walaupun kondisi sang istri tak seperti dulu. Namun yang membuat hati saya tersayat adalah mereka dari keluarga yang kurang mampu, tanpa penghasilan, menjual barang-barang yang mereka punya untuk pengobatan sang istri. Siapa yang tak miris melihatnya? Dengan atau tanpa disadari, banyak orang-orang disekeliling kita mengalami hal yang demikian. Dan sungguh saya ingin berteriak ketika tak ada hal yang bisa saya lakukan. Tapi kemudian saya teringat nasehat mama, “ Ketika kita merasa tidak bisa melakukan apa-apa, mintalah kekuatan kepada yang Maha Kuat, berdoalah.”

Dan satu hal lagi yang saya ambil dari kejadian ini, ketika kita sakit, ketika kita jatuh, saat itulah kita tahu siapa saja orang yang benar-benar menyayangi kita, dengan terus berada di samping kita, apapun yang terjadi.


pic source: google

Senin, 11 April 2011

Belajar Ikhlas


Belajar Ikhlas (?)

Suatu hari, seorang teman bercerita

“Kok dia tega banget ya sama aku? Aku salah apa?”

Aku jawab “ Bukannya kamu udah maafin dia?”

“Iya sih, tapi rasa nya kok masih nyesek ya? Ngga abis pikir aja dia bisa se-tega itu?”
“Tapi dia bilang ngga sengaja kan?”

“Itu kan Cuma alibi aja, nonsense banget kalo ngga sengaja, jelas-jelas ....*sensor*

Aku berpikir. 80 % kemungkin benar, cuma alibi. Aku mengiyakan dalam hati.

“Mungkin benar kata pepatah, Sakit Hati terasa sampai mati” akhirnya aku mengeluarkan suara

“Jadi, ‘Ketika kata dimaafkan terucap, namun masih terbersit rasa kekecewaan yang mendalam, salah siapa?’

Langkahku terhenti. Mataku menerawang jauh ke depan. Menarik nafas panjang.

“Entahlah, kawan. Mungkin untuk itu juga Tuhan menyuruh kita belajar Ikhlas

Barang lima detik, temanku menunjukan mata tak mengerti, namun akhirnya dia mengangguk, mungkin tanda setuju. Kami melajutkan perjalanan, pulang.

Salemba, 11 April 2011

Picture Source : Google

Sabtu, 09 April 2011

Ayahku (bukan) pembohong


Lagi-lagi hari ini saya menangis karena membaca sebuah novel. Dan lagi-lagi novel karya Tere-Liye. Ide cerita yang bagus, gaya bahasa yang apik membuat novel ini sangat recommended untuk menjadi bacaan! Satu hal yang bagus dari novel ini, Katakanlah pada Ayah dan Ibumu bahwa kamu mencintai mereka, sebelum semuanya terlambat.

Jumat, 08 April 2011

Sometimes I hate being alone


That's all.

Setia - a poetry


SETIA

Tak ada yang setia

Melebihi bulan dan bintang pada malam

Tak ada yang loyal

Melebihi matahari pada siang

Aku penat!

Lelah!

Galau!

Aku tahu kamu bukan bulan atau bintang

Bukan juga matahari

Aku hanya ingin kau menjadi pelangi

Setelah Hujan ku

Atau menjadi bumi

Ketika luruh daun ku

Gambir, 2 April 2011


*lagi stuck -,-"